Selama ini kita tentu sering mendengar tentang eksotisme obyek wisata Grand Canyon yang terletak di daerah utara Arizona, Amerika Serikat. Grand Canyon merupakan fenomena alam yang berbentuk jurang dan tebing terjal serta dialiri oleh Sungai Colorado. Bagi Anda yang memendam keinginan kuat untuk mengunjungi tempat tersebut namun terkendala oleh biaya, Anda jangan kecewa. Satu hal yang perlu Anda ketahui bahwa Indonesia juga memiliki obyek wisata serupa. Di daerah Jawa Barat, terdapat aliran sungai yang diapit oleh tebing yang menjulang sehingga menciptakan pemandangan yang sangat eksotis dan nyaris persis dengan pemandangan di Grand Canyon Amerika. Oleh karena itulah, pesona alam di tanah Pasundan tersebut diberi nama Green Canyon.
Dermaga I Ciseureuh-Green Canyon |
Cukang Taneuh (Green Canyon) hanya berjarak sekitar 31 km dari Pantai Pangandaran atau sekitar 45 menit perjalanan. Sedangkan dari ibukota Kabupaten Ciamis berjarak 130 km, dan 393 km dari Jakarta atau kurang lebih 7–8 jam perjalanan darat. Setelah sampai di Dermaga Ciseureuh, Anda harus melanjutkan perjalanan menyusuri Sungai Cijulang menggunkan kapal/perahu kecil. Jarak dermaga dengan lokasi Green Canyon sekitar 3 km dan biasa ditempuh dalam waktu 30–40 menit pulang pergi.
Pada awalnya, obyek wisata eksotis ini bernama Cukang Taneuh yang berarti “jembatan tanah”. Hal itu dikarenakan di hulu aliran Sungai Cijulang terdapat sebuah jembatan tanah dengan lebar 10 meter dan panjang 25 meter. Jembatan tersebut menghubungkan Desa Kertayasa dan Desa Cimerak yang dipisahkan oleh tebing yang tinggi sehingga membentuk sebuah terowongan di atas sungai. Pada tahun 1990, dua orang turis dari Prancis dan Swiss yang mengunjungi Cukang Taneuh sangat terpesona dengan keindahan alamnya. Mereka kemudian menyebut tempat itu sebagai Green Canyon. Kemudian pada tahun 1993, seorang warga Prancis mempopulerkan nama itu hingga saat ini.
Bagi Anda yang ingin mencari sensasi wisata yang berbedCukang Taneuh (Jembatan Tanah) |
Boleh dibilang bahwa nama Green Canyon merupakan plesetan dari Grand Canyon. Hal itu hanya untuk menggambarkan bahwa kedua tempat tersebut memiliki kesamaan kontur alamnya. Pembedanya adalah, jika pemandangan alam Grand Canyon di Amerika didominasi oleh warna coklat dan merah, Green Canyon di Jawa Barat didominasi oleh warna hijau. Namun, kebanyakan orang lebih sering menyebutnya dengan nama Green Canyon.
Setelah 20 menit perjalanan, Anda akan disuguhi pemandangan sepasang bukit yang kokoh. Lebar sungai akan semakin menyempit dan perahu akan kian melambat. Anda pun akan tiba di mulut Gua Green Canyon dengan stalaktit dan stalagmitnya yang unik. Aliran air di dalam gua ini cukup deras, berbeda dengan aliran air pada saat memulai pengarungan. Sampai di sini,perahu sudah tidak bisa mengantarkan Anda. Namun, ada dua pilihan yang bisa Anda lakukan, yaitu memasuki gua dengan berjalan kaki atau melakukan perjalanan pulang kembali ke dermaga.
Pemandangan yang menyejukkan mata akan menyambut ketika Anda menapakkan kaki di Dermaga Ciseureuh. Sesaat setelah melakukan pengarungan, mata Anda akan dimanjakan dengan warna hijau pepohonan dan hijau tosca aliran sungai. Di sisi aliran Sungai Cijulang, terdapat tebing dan bukit yang ditumbuhi rimbunnya pepohonan serta bebatuan. Suara angin yang meniup pepohonan dan sesekali suara kicauan burung seolah melengkapi perjalanan Anda. Jika beruntung, Anda dapat melihat biawak karena Sungai Cijulang merupakan habitat hewan reptil yang mirip komodo tersebut. Hewan-hewan lain seperti ular kadut dan monyet pun sering terlihat di tempat ini. Selain itu, pengarungan sungai dengan menggunakan perahu(kapal kecil) tidak akan pernah bisa Anda lupakan.
Jika Anda memutuskan untuk turun dari perahu dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, maka petualangan yang sebenarnya baru saja dimulai. Setelah menapakkan kaki di atas bebatuan, pemandangan yang indah telah menanti Anda. Stalagmit dan stalaktit yang menghias dinding gua seakan berbaris untuk mengucapkan selamat datang atas kehadiran Anda.
Selain pemandangan indah di atas permukaan air, Green Canyon akan menjadi surga tersendiri bagi Anda yang suka menyelam. Tinggal membawa beberapa alat selam, pemandangan menakjubkan cekungan-cekungan di dalam air siap untuk ditelusuri dan dinikmati, lengkap dengan berbagai jenis ikan yang berenang ke sana ke mari di dasar lubuk. Bagi yang suka melakukan aktivitas yang menantang, Anda dapat meloncat dari sebuah batu besar dengan ketinggian 5 meter ke dasar lubuk yang dalam.
Tidak hanya cukup sampai di situ, jika Anda ingin menyaksikan pemandangan yang lebih mengagumkan lagi, Anda bisa berenang sekitar 10 meter ke dalam gua dengan menggunakan pelampung. Di sana Anda akan menemukan pemandangan yang menakjubkan. Gemericik air yang tiada henti menyerupai hujan deras membasahi dinding tebing dan bebatuan. Tempat tersebut disebut sebagai daerah Hujan Abadi, dikarenakan volume air yang tidak pernah surut walau di musim kemarau sekalipun.
Selain kaya dengan pesonanya, Green Canyon juga memuat sejumlah mitos. Menurut cerita yang beredar di masyarakat lokal, barangsiapa yang membasuh wajah menggunakan percikan air yang menetes di dalam gua akan awet muda, mudah dapat jodoh, serta dilancarkan rejekinya. Oleh karena itu, banyak wisatawan yang mandi di bawah percikan Air Terjun Palatar yang ada di mulut gua. Tak jarang mereka juga meminum percikan air tersebut. Selain itu, ada juga pantangan tidak boleh dilakukan, yakni mengucapkan kata-kata yang tidak sopan dan juga kata “buaya”.
Setelah puas berenang, menyelam, dan menikmati pesona Green Canyon, Anda dapat kembali ke mulut gua untuk menemui pemilik perahu sewaan yang menunggu Anda untuk pulang ke dermaga. Untuk berwisata ke Cukang Taneuh (Green Canyon), sebaiknya Anda berkunjung pada musim kemarau atau bulan Mei hingga September. Saat musim kemarau, air Sungai Cijulang berwarna hijau tosca dan debit air sangat cocok untuk melakukan pengarungan. Sedangkan pada musim hujan, air sungai akan berwarna cokelat dan kemungkinan sungai akan pasang serta berarus deras sehingga dikhawatirkan akan membahayakan keselamatan.
No comments:
Post a Comment